Hiduplah Semaumu

Hai, semuanya! Kembali lagi di Rumah Kita. Setelah sekian lama tak berjumpa, kini kami kembali menyapa dengan rangkaian kata-kata yang alakadarnya.

Kali ini kita bahas tentang kehidupan. Kehidupan adalah... hmm.. entahlah... sulit untuk didefinisikan. Yang jelas kita hidup. Tapi, tahukah kamu banyak orang yang tersiksa dengan kehidupannya saat ini? 

Nyatanya banyak di negeri ini yang beungeut nyanghareup ati mungkir. Artinya, tubuh kita ada, tetapi hati kita tidak menerimanya. Contohnya kita bekerja di sebuah perusahaan, tetapi sebenanya kita malas untuk bekerja. Secara garis besar, inilah faktor utama mengapa kita merasa tersiksa. 

Ya, mungkin banyak alasan mengapa kita malas untuk bekerja. Mulai dari tidak suka dengan rekan kerja, tidak suka dengan kebijakan perusahaan, bahkan tidak suka dengan pekerjaan. Ini adalah suatu fenomena yang terjadi di dunia kerja. 

Solusi yang ada agar kita bisa bahagia adalah kita harus bisa menerima apapun yang terjadi dengan pekerjaan kita. Atau kita mencari lagi pekerjaan yang sesuai dengan kemauan kita. Ini lebih baik daripada kita tetap bekerja dengan penuh keterpaksaan.

Setidaknya, hidup sesuai kemauan kita bisa membuat kita bahagia. Yang pasti bukan berarti melepaskan tanggung jawab bahkan sampai mengabaikan kewajiban. Itu tidak bisa dibenarkan dalam konteks apapun. Tapi, selama kita mampu menjalankannya dan tidak melanggar norma-norma yang berlaku, tidak ada salahnya juga. Karena manusia hidup dalam perbedaan. Kedua kaki pun diciptakan berbeda dan mereka tidak pernah bertengkar.