#BersihkanIndonesia


Rabu, 17 April 2019 kemarin, warga Indonesia memberikan hak suaranya untuk para petinggi negeri ini 5 tahun ke depan. Yang paling menjadi sorotan tentunya pemilihan presiden dimana dua pasangan calon memperebutkan RI 1. Siapapun presidennya tentu warga berharap pemimpin negeri ini bisa menjadikan Indonesia lebih baik dan mampu menyelesaikan semua permasalahan di negeri ini.

Dari sekian banyaknya keluhan dari masyarakat, saya ambil contoh dalam film "Sexy Killers". Buat yang belum nonton bisa klik di sini. Film dokumenter ini menceritakan melimpahnya tambang batubara di Indonesia. Batubara yang didapatkan kemudian digunakan untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang digadang-gadang mampu menyalurkan listrik hingga ke pelosok negeri. Gambaran ini tentu menguntungkan untuk negara, perusahaan tambang, dan warga sekitarnya.

Sayangnya, proyek ini banyak memakan korban. Bagaimana tidak, sawah yang warga miliki dijadikan lahan galian batubara. Banyak korban berjatuhan karena terperosok ke dalam lubang bekas galian batubara yang tidak ditimbun kembali.  Lahan yang tersisa pun tidak mendapatkan air bersih sehingga kualitas panen menurun. Selain itu, area galian yang terlalu dekat dengan pemukiman warga membuat beberapa rumah mengalami kerusakan hingga ambruk.

Belum lagi kerugian yang dihasilkan dari asap pembakaran batubara. Banyak warga yang menderita gangguan pernafasan. Asap itu pun mengendap di rumah warga, termasuk juga sawah yang mereka miliki. Bahkan lebih parahnya lagi, kekayaan laut seperti terumbu karang pun ikut kena imbasnya.

Ini tidak seperti gambaran awal yang menguntungkan semua pihak. Nyatanya perusahaan lah yang untung banyak. Penderitaan rakyat semakin marak. Sumber daya alam banyak dirusak.

Pemerintah harus lebih tegas menghadapi masalah ini. Karena sejatinya, tidak ada manusia yang lebih besar daripada rumahnya sendiri. Manusia sehat tidak akan menghancurkan rumahnya sendiri. Dan manusia berakal tidak mungkin membiarkan orang lain tersiksa.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

New Normal